Besi Polos vs besi Ulir

Besi ulir dan besi polos (BJTP) menjadi dua komponen utama yang sering digunakan sebagai tulangan beton (reinforcement)

STRUKTUR

12/9/20254 min read

Perbedaan Besi Ulir dan Besi Polos: Pengertian, Fungsi, Kelebihan, Kekurangan, dan Tips Memilih untuk Konstruksi Bangunan

Dalam dunia konstruksi, material logam merupakan bagian terpenting dalam membentuk struktur bangunan yang kuat dan aman. Di antara berbagai material tersebut, besi ulir dan besi polos (BJTP) menjadi dua komponen utama yang sering digunakan sebagai tulangan beton (reinforcement). Meski sama-sama berfungsi memperkuat struktur, keduanya memiliki karakteristik, bentuk, fungsi, kelebihan, dan kekurangan yang berbeda.

⭐ Apa Itu Besi Polos (Plain Bar)?

Besi polos adalah batang baja tulangan berbentuk silinder lurus dengan permukaan halus tanpa ulir atau sirip. Besi jenis ini umum digunakan pada konstruksi ringan hingga menengah, terutama pada bagian yang tidak membutuhkan lekatan sangat kuat dengan beton.

Ciri-ciri besi polos:

  • Permukaannya rata dan halus.

  • Tidak memiliki sirip, ulir, atau pola pada permukaan.

  • Sifatnya lebih lentur dibanding besi ulir.

  • Umumnya dijual dalam bentuk batang 6–12 meter, atau dalam bentuk gulungan (coil) untuk ukuran kecil seperti Ø6 mm dan Ø8 mm.

Fungsi utama besi polos:

  • Tulangan beton sekunder

  • Sengkang (stirrup)

  • Penulangan non-struktural

  • Pengikat (tie wire)

  • Konstruksi ringan dan bangunan kecil

Standardisasi Besi Polos:

Di Indonesia, besi polos mengikuti standar:

  • SNI 07-2052-2002

  • BJTP 24 (baja tulangan polos)

  • BJTP 30

Semakin tinggi angkanya, semakin kuat tegangan tariknya.

⭐ Apa Itu Besi Ulir (Deformed Bar)?

Besi ulir adalah batang tulangan beton dengan permukaan yang memiliki tonjolan (sirip) berbentuk ulir melintang atau memanjang. Sirip inilah yang membuat besi ulir lebih kuat menempel dengan beton sehingga tidak mudah bergeser.

Ciri-ciri besi ulir:

  • Mempunyai tonjolan seperti ulir atau sirip.

  • Memiliki daya lekat lebih tinggi dibanding besi polos.

  • Kekuatan tarik (tensile strength) lebih besar.

  • Lebih kaku dan tidak mudah ditekuk secara manual.

Fungsi utama besi ulir:

  • Tulangan beton struktural utama

  • Kolom dan balok

  • Plat lantai

  • Tiang pancang

  • Infrastruktur berat (jembatan, gedung tinggi, irigasi)

Standardisasi Besi Ulir:

Besi ulir mengikuti standar:

  • SNI 07-2052-2002

  • BJTS 40 (baja tulangan sirip)

  • BJTS 50

πŸ” Perbedaan Besi Ulir dan Besi Polos

Untuk memudahkan pemahaman, berikut penjelasan lengkap mengenai perbedaan besi ulir dan besi polos dari berbagai aspek:

2. Kekuatan Lekat dengan Beton

  • Besi ulir memiliki daya lekat yang jauh lebih kuat karena siripnya mengunci beton.

  • Besi polos lebih mudah bergerak, sehingga cocok untuk sengkang atau tulangan sekunder.

3. Kekuatan Tarik (Tensile Strength)

Secara umum:

  • Besi ulir: lebih kuat, sesuai standar BJTS 40/50.

  • Besi polos: lebih fleksibel, sesuai standar BJTP 24/30.

4. Kemudahan Penggunaan

  • Besi polos lebih mudah dipotong, dibengkokkan, dan dibentuk.

  • Besi ulir lebih kaku, tetapi memberikan struktur lebih kuat.

5. Harga

Harga bervariasi tergantung diameter dan pabrik, tetapi:

  • Besi ulir lebih mahal karena proses produksi lebih rumit.

  • Besi polos lebih murah dan lebih fleksibel penggunaannya.

πŸ“Œ Kelebihan dan Kekurangan Besi Polos

Kelebihan:

  1. Mudah dibengkokkan, cocok untuk detailing tulangan.

  2. Harga lebih ekonomis dibanding besi ulir.

  3. Fleksibel untuk berbagai jenis konstruksi ringan.

  4. Mudah ditemukan di toko bahan bangunan.

Kekurangan:

  1. Daya lekat ke beton lebih rendah.

  2. Tidak dianjurkan untuk struktur utama bertulang besar.

  3. Butuh pengikat tambahan untuk menjaga posisinya.

πŸ“Œ Kelebihan dan Kekurangan Besi Ulir

Kelebihan:

  1. Daya ikat ke beton sangat kuat.

  2. Cocok untuk struktur berat dan bangunan bertingkat.

  3. Mengurangi risiko retak pada beton.

  4. Memiliki standar kekuatan tinggi.

Kekurangan:

  1. Lebih mahal dibanding besi polos.

  2. Kurang fleksibel (lebih sulit dibengkokkan).

  3. Perlu tenaga kerja lebih terampil saat pemasangan.

🧱 Jenis-Jenis Besi Ulir dan Besi Polos Berdasarkan Diameter

Baik besi ulir maupun polos memiliki diameter beragam, biasanya:

  • Ø6 mm

  • Ø8 mm

  • Ø10 mm

  • Ø12 mm

  • Ø13 mm

  • Ø16 mm

  • Ø19 mm

  • Ø22 mm

  • Ø25 mm

Ukuran kecil (6–10 mm):
β†’ lebih sering digunakan sebagai sengkang, pembingkai tulangan.

Ukuran besar (13–25 mm):
β†’ digunakan sebagai tulangan utama struktur.

πŸ—οΈ Kapan Harus Menggunakan Besi Polos?

Besi polos digunakan ketika:

  • Membuat sengkang (stirrup)

  • Konstruksi non-struktural

  • Beton ringan

  • Rumah tinggal 1 lantai

  • Elemen tulangan sekunder

Contoh penggunaan:

  • Pembatas tulangan pada kolom

  • Tulangan memanjang pada konstruksi ringan

  • Pagar rumah, kanopi ringan

πŸ—οΈ Kapan Harus Menggunakan Besi Ulir?

Besi ulir sangat dianjurkan untuk:

  • Bangunan bertingkat

  • Struktur utama beton

  • Jalan raya (rigid pavement)

  • Jembatan

  • Gedung komersial dan pabrik

  • Infrastruktur besar

Contoh penggunaan:

  • Kolom struktur

  • Balok induk

  • Pelat lantai bertulang

  • Slab beton

βš™οΈ Proses Produksi Besi Polos vs Besi Ulir

1. Besi Polos

Diproduksi melalui proses β€œhot rolling” dari bahan billet baja, kemudian ditarik menjadi batang halus.

2. Besi Ulir

Menggunakan proses β€œhot rolling” juga, namun ditambah tahap pembentukan sirip (ribbing) menggunakan roll pattern khusus.

Inilah yang membuat harga besi ulir lebih tinggi.

πŸ§ͺ Uji Mutu Besi Sesuai SNI

Untuk memastikan besi memenuhi standar, biasanya dilakukan uji berikut:

  • Uji diameter aktual

  • Uji berat per meter

  • Uji tarik (tensile test)

  • Uji lengkung 180Β°

  • Uji komposisi kimia baja

Kontraktor dan insinyur sering memeriksa apakah besi benar-benar sesuai SNI, karena banyak produk imitasi beredar.

πŸ“¦ Memilih Besi Polos dan Besi Ulir yang Berkualitas

Agar tidak salah membeli, berikut tips untuk mendapatkan besi berkualitas tinggi:

1. Periksa tanda pabrik pada batang besi

Besi bermutu memiliki kode pabrik yang tercetak timbul.

2. Cek diameter asli

Beberapa produk non-standard memiliki diameter lebih kecil dari ukuran label.

3. Timbang berat besi

Besi SNI memiliki standard berat per meter tertentu.

4. Pastikan permukaan tidak berkarat berat

Sedikit karat halus tidak masalah, tetapi karat parah mengindikasikan kualitas buruk.

5. Pilih distributor terpercaya

Utamakan toko material yang terkenal menyediakan besi SNI.

🎯 Kesimpulan: Mana yang Lebih Baik?

Keduanya tidak bisa dibandingkan secara langsung karena memiliki fungsi berbeda.

  • Besi polos cocok untuk tulangan ringan, sengkang, dan pekerjaan non-struktural yang membutuhkan fleksibilitas.

  • Besi ulir wajib digunakan pada struktur utama yang menerima beban berat karena daya cengkeramannya tinggi.

Dalam konstruksi modern, penggunaan kedua jenis besi ini saling melengkapi. Besi ulir memperkuat struktur utama, sementara besi polos memastikan ikatan tulangan tetap stabil dan rapi.

Agar bangunan kuat, aman, dan tahan lama, pastikan mengikuti standar SNI dan menggunakan besi dari merek terpercaya.